KASUS ENRON
RINGKASAN KASUS ENRON
Di
bulan Oktober 2001, Enron mengumumkan pembebanan sebesar $ 1M setelah pajak ke
laba kuartal ketiga dan penurunan ekuitas sebesar $ 1,2M. Bulan berikutnya,
Enron mengumumkan keinginannya untuk menyajikan ulang laporan tahunan tahun
1997-2000 dan membukukan beban tambahan sebesar $ 569 juta. Kerugian tersebut
mengakibatkan menurunnya kepercayaan penanam modal dan memicu klausul
akselerasi dalam utangnya yang berakibat bangkrutnya Enron.
Enron menggunakan teknik keuangan
Entitas Bertujuan Khusus (EBK) untuk menutupi utang ratusan juta dolar dari
investor dan menghindari pengakuan rugi investasi. SPE telah digunakan selama
beberapa decade sebagai teknik pendanaan yang sah. Banyak penjual ritel, yang
menjual piutang kartu kredit berlabel
pribadi kepada sebuah SPE yang membelinya dengan dana yang berasal dari
penjualan obligasi kepada investor public. Investor mendapatkan investasi yang
berkualitas dan perusahaan mendapatkan kas yang dibutuhkan.
Enron merupakan perusahaan yang
menyalah gunakan SPE. Enron membentuk perusahaan bayangan dengan kapitalisasi
rendah dan menggunakannya untuk membeli aktiva pada harga yang tinggi, sehingga
Enron dapat meningkatkan laba. Enron menggunakan SPE untuk aktivitas lindung
nilai guna melindungi portofolio investasinya. SPE memberikan jaminan kepada
Enron untuk melindungi investasinya dari penurunan nilai. Karena SPE bermodal
tipis dan dikelola oleh eksekutif Enron, pada dasarnya Enron mengasuransikan
dirinya sendiri.
Dalam laporan tahunannya, Enron
memperlakukan SPE sebagai perusahaan independen yang tidak terkonsolidasi
dengan Enron, sehingga Enron dapat menyembunyikan kerugian yang belum
direalisasi dari investor. Enron mengungkapkan SPE tersebut dalam catatan kaki
atas pihak hubungan istimewa.
Hubungan antara kasus Enron dengan audit
Dalam
kasus di atas, Enron Nampak sedang mengalami kerugian. Untuk menutupi
kerugiannya itu, Enron menggunakan teknik keuangan Entitas Bertujuan Khusus
(EBK). Teknik ini dugunakan Enron untuk menutupi utang ratusan juta dolar dari
investor dan menghindari pengakuan rugi investasi.
Dalam kasusnya ini, Enron juga
menggunakan SPE sebagai teknik pendanaan yang sah. Namun, Enron melakukan
penyalahgunaan SPE dengan membentuk perusahaan bayangan dengan kapitalisasi
rendah dan menggunakannya untuk membeli aktiva pada harga yang tinggi, sehingga
Enron dapat meningkatkan laba. Enron juga menggunakan SPE untuk aktivitas
lindung nilai guna melindungi portofolio investasinya. SPE memberikan jaminan
kepada Enron untuk melindungi investasinya dari penurunan nilai. Di sini
terlihat adanya hubungan yang tidak sehat antara Enron dengan SPE. Bahkan Enron
memperlakukan SPE sebagai perusahaan independen yang tidak terkonsolidasi
dengan Enron, sehingga Enron dapat menyembunyikan kerugian yang belum
direalisasi dari investor. Enron mengungkapkan SPE tersebut dalam catatan kaki
atas pihak hubungan istimewa.
Dalam
kasus Enron ini sebaiknya perlu dibentuk Dewan Direksi dan Komite Audit.
Sehingga dengan pembentukan Dewan Direksi dan Komite Audit ini dapat
meningkatkan pertanggung jawaban perusahaan, dan memastikan perusahaan telah
dioperasikan dengan cara yang terbaik untuk kepentingan para pemegang saham,
dan dengan komite audit ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara auditor
dan manajemen. Selain itu, dengan dibentuknya komite audit ini dapat memperkuat
independensi auditor.
Guna
melindungi kepentingan banyak pihak, dalam menngani kasus yang ada pada Enron
ini juga perlu dilakukan pembenahan pada
Independensi Auditor, dimana auditor ini tidak boleh memposisikan diri atau
pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapapun. Diharapkan dengan adanya
independensi auditor ini dapat terbentuk suatu independensi, integritas, dan
objektivitas yang dapat mendorong pihak
ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang tercakup dalam laporan auditor
dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya.
di buat untuk tugas audit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar